Penyebab terjadinya pelanggaran nilai
dan norma dalam kehidupan masyarakat desa dan kota
Sesuai
dengan permasalahan yang ada dengan berubahnya litelatur zaman, semakin
modernnya sebuah zaman, akan membuat semua masyarakat berbondong-bondong
berusaha untuk mengikuti zaman tersebut, khususnya kaum remaja. Berikut ini
adalah beberapa hal diantaranya alasan seseorang melakukan perbuatan melanggar
norma.
1.Tidak tahu
Alasan
yang paling umum kenapa seseorang melanggar norma adalah dengan alasan tidak
tahu ada aturan. Alasan ini sebenarnya alasan klasik, karena setiap tindakan
manusia ada aturan yang mengaturnya, apalagi jika negara sudah menyatakan
dirinya negara hukum. Alasan ini tidak membebaskan seseorang dari sanksi hukum.
2.Tidak mau tahu
Banyak
orang tahu aturan ketika melakukan suatu tindakan atau perbuatan, tetapi aturan
itu dilanggar dan diabaikan. Biasanya orang seperti ini merasa hukum telah
menjadi penghabat bagi pencapaian keinginannya. Sepanjang tidak ada yang
mengusik atau merasa aman-aman saja, ia akan terus melakukannya dan ia baru
berhenti saat perbuatannya ada yang melaporkannya, atau tertanggkap petugas
hukum dan diproses secara hukum. Tindakkan orang serupa ini tergolong perbuatan
melanggar hukum yang mendasar karena ada unsur kesengajaan.
3.Terpaksa
Kebanyakan
orang memberikan alasan mengapa ia melanggar aturan karena terpaksa. Orang itu
merasa tidak ada pilihan lain, ia tepaksa melakukannya bisa jadi karena kondisi
ekonomi, social atau dilakukan atas perintah atasan, atau pun karena diancam.
Alasan terpaksa terkadang hanya merupakan alibi, sebab keadaan terpaksa dalam
hukum itu ada ukuran dan nilainya.
4.Tidak mampu mengendalikan diri
Sabar
adalah sebagian dari iman. Tetapi seseorang melanggar karena tidak sabar,
sehingga tidak mampu mengendalikan dirinya, dan emosinyalah yang meledak.
Biasanya perbuatan melanggar pada orang seperti ini, oranganya tidak berfikir
panjang dan tidak memikirkan akibat hukum dari perbuatan atau tindakkannya.
Bagi orang serupa ini, urusan hukum belakangan yang terpenting baginya ia harus
puaskan dan salurkan emosinya terlebih dahulu.
5.Sudah Terbiasa
Orang
yang sudah biasa melanggar aturan bukan lagi hal yang aneh dan merepotkan untuk
kembali melakukan pelanggaran. Meskipun sudah pernah mendapat ganjaran, tetapi
ganjaran yang pernah ia terima itu bukannya membuat dia sadar, melainkan ia
makin paham dan mahir untuk melakukan pelanggaran lagi. Orang seperti ini sudah
memperhitungkan akibat yang akan diterima apabila ia melanggar dan perbuatan
itu dilakukannya dengan penuh kesadaran.
6.Karena ada kesempatan
Pada
prinsipnya manusia terlahir baik dan nilai-nilai kebaikan itu ada dalam diri
setiap manusia. Dan manusia pada umumnya cenderung berbuat baik atau melakukan
yang baik-baik. Tetapi karena ada kesempatan atau peluang, ia pun melakukan
suatu perbuatan yang melanggar.
7.Tidak setuju dengan ketentuan yang
ada
Alasan
ini jarang terjadi, tetetapi bila diselidiki mungkin pernah terjadi. Alasan
melanggar dalam konteks ini lebih merupakan berkatan dengan prinsip yang dianut
seseorang. Tetapi ia tidak dapat dijadikan alasan pembenar, karena setiap
aturan yang dibentuk tidak bisa memuaskan setiap orang. Artinya jika suatu
aturan sudah dibuat dan disepakati oleh lembaga yang sah dan berwenang, maka
setiap orang harus mematuhinya.
8.Merasa selalu benar
Tidak
jarang juga orang melanggar karena merasa dirinya yang paling dan ia menganggap
dirinya mengerti benar dengan aturan yang ada. Orang ini seringkali mengabaikan
nasehat orang lain dan selalu mencarikan alasan-alasan bagi pembenaran
perbuatannya, meskiipun kepadanya telah ditunjukkan ada aturan lain dari aturan
yang dipahaminya.
Kasus-kasus yang sering terjadi dalam
pelanggaran nilai dan norma kehidupan pada masyarakat desa dan kota
Penyalahgunaan Obat-Obatan Terlarang
( Narkoba) di Kalangan Masyarakat Kota
Banyaknya
kasus pelanggaran nilai dan norma yang terjadi di masyarakat membawa dampak
buruk pada keseimbangan hidup bermasyarakat. Salah satu kasus pelanggaran norma
dalam masyarakat yang sejak dulu dipermasalahkan dan membutuhkan perhatian
khusus adalah penyalahgunaan obat-obatan. Pada awalnya penggunaan narkotika dan
obat-obatan terlarang terbatas pada dunia kedokteran namun belakangan terjadi
penyimpangan fungsi dan penggunaannya tidak lagi terbatas pada dunia
kedokteran.
Motivasi
dan penyebab mengapa orang mengkonsumsi obat-obatan tersebut dapat
bermacam-macam antara lain sebagai tindakan pemberontakan karena adanya
penolakan oleh lingkungan seperti adanya perasaan minder, latar belakang dari
keluarga yang berantakan, patah hati, atau hal-hal lain. Penyebab lain adalah
sebagai tindakan untuk mengurangi stres dan depresi, sekedar mencoba untuk
mendapatkan perasaan nyaman dan menyenangkan, sebagai tindakan agar diterima
dalam lingkungan tertentu dan adanya rasa gengsi atau sebagai tindakan untuk
lari dari realita kehidupan. Banyak kejadian dimana remaja menggunakan
narkobauntuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang lain, contohnya
ketika seorang anak sedang mengalami konflik, anak membutuhkan kehadiran serta
perlindungan dari orangtuanya namun ketika anak tidak pernah mendapatkan
penyelesaian dari orangtua maka dirinya mencari penyelesaian dari lingkungan
dan teman-temannya. Hal tersebut hanyalah manifestasi dari kebutuhan mereka
akan penghargaan dan pengakuan dari orangtua mereka sendiri.Disamping itu,
alasan utama seseorang mencoba obat-obatan adalah karena rasa ingin tahu mereka
terhadap efek yang menyenangkan dari narkoba dan keinginan untuk mengikuti
bujukan orang lain terutama dari lingkungan pergaulan mereka.
Setiap
permasalahan pasti ada cara untuk mengatasinya, beberapa cara yang bisa
dilakukan untuk mencegah penggunaan obat-obatan terlarang yaitu adanya kasih
sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun, adanya pengawasan dari
orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia
melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita
dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu
memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus
melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.Biarkanlah dia bergaul dengan
teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya.
Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak
sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa
terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.Pengawasan
yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio,
handphone, dll.Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah
tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah. Perlunya
pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan
mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
Fenomena Kehidupan pada Masyarakat
khususnya Remaja
Kehidupan
remaja sekarang ini sangat berbeda dengan kehidupan remaja pada jaman dahulu.
Jaman sekarang ini, banyak sekali remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan
seperti yang sering tejadi. Kenakalan remaja tersebut merupakan bentuk
penyimpangan dari perilaku remaja yang dapat melanggar norma maupun hukum. Kenakalan
remaja tersebut dapat berupa menggunakan narkoba, tauran antar palajar atau
bahkan yang paling parah adalah seks bebas yang dilakukan di luar nikah.
Kenakalan remaja seperti ini terjadi karena factor eksternal dan internal.
Kenakalan remaja yang akan dibahas pada tulisan saya ini adalah mengenai seks
bebas yang sudah menjadi suatu kebiasan dikalangan remaja. Jika pada
tahun-tahun sebelumnya hanya 1 atau 2 orang saja yang melakukan itu juga dari
kalangan menengah keatas saja tetapi sekarang ini sudah dari kalangan menengah
kebawah juga sudah melakukan. Seks bebas sendiri tadinya hanya dilakukan karena
kurang nya kasih sayang dari orang tua sehingga anak mencari kepuasan dari luar
tetapi sekrang ini hal tersebut dilakukan karena untuk mencari kepuasan saja.
Malah sekarang ini, hal seperti itu dijadikan alasan oleh para remaja sebagai
pembuktian cinta mereka terhadap pacarnya dan atas dasar suka sama suka. Malah
sekarang jika pacaran tidak melakukan seks bebas pacaran tersebut akan terasa
hambar. Biasanya mereka melakukannya dirumah, dihotel, atau bahkan di sekolah
pun masih bisa melakukan hal tersebut.Banyak hal para remaja melakukan hal
tersebut diantaranya adalah pergaulan yang kelewat batas, lingkungan, media
massa juga berperan dalam hal tersebut seperti internet dan televise. Hal-hal
yang mempengaruhi remaja melakukan seks bebas diantaranya:
Mereka
tidak dapat mengatakan TIDAK kepada pacar mereka karena takut diputusin atau
ditinggal jika mereka menolak untuk melakukan hal tersebut.
Terkadang
ada juga remaja yang sudah mengatakan tidak tetapi pacarnya memaksa untuk
melakukan hal tersebut sehingga para remaja tidak bisa menolak lagi. Hal
tersebut biasanya dijadikan pembuktian cinta padahal sebenarnya jika memang
benar-benar cinta hal tersebut dilakukan setelah menikah bukan diluar nikah.
Takut
dianggap cupu atau bukan anak gaul jika tidak melakukan hal tersebut.
Sebenarnya
jika kita melakukan seks diluar nikah banyak sekali dampak-dampak atau resiko
yang akan terjadi. Salah satunya adalah hamil, jika sudah seperti ini siapa
yang akan bertanggung jawab ujung-ujungnya melakukan aborsi. Selainitu, bisa juga
terkena AIDS jika sering melakukannya dan berganti-ganti pasangan, PMS atau
yang lebih dikenal dengan Penyakit Menular Seksual. Hal tersebut bisa tidak terjadi
jika para remaja tersebut dapat menahan diri dan juga pengetahuan tentang bahayanya
melakukan seks bebas. Selainitu, peran orang tuadan guru disekolah-sekolah juga
berperan dalam memberikan penyuluhan-penyuluhan mengenai masalah tersebut. Hal
yang paling mendasar untuk mencegah hal tersebut adalah pendidikan Agama yang
cukup.
Kasus perjudian yang sering terjadi
di masyarakat
Judi,
salahsatu bentuk penyakit masyarakat (Pekat) yang selalu muncul dan sulit
hilang dari masa ke masa. Pelakunya, mulai dari bandar sampai kaki tangannya
pun seolah tidak ada habisnya menjajakan berbagai macam judi ditengah
masyarakat. Mulai dari judi ala tradisional, seperti togel sampai dengan judi
via SMS bahkan online di dunia maya. Masyarakat sebagai konsumen tinggal
memilih, sesuai isi kantongnya. Praktek perjudian dari berbagai sisi dipandang
berdampak negatif. Namun disisi lain ada pihak-pihak tertentu yang menunjukkan bahwa
keuntungan judi dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan. Diberbagai negara
asing ada yang melegalkan perjudian dan mengambil pajak yang besar dari bisnis
judi tersebut. Ide melegalkan perjudian pun pernah bergulir beberapa tahun
silam di dalam negeri, yaitu di Pulau Seribu. Namun, terlepas dari keuntungan
yang luar biasa, dampak negatif judi lebih besar dibandingkan dampak
positifnya.
Maraknya
judi di masyarakat jelas akan merusak berbagai sistem sosial masyarakat itu
sendiri. Ironisnya, di Indonesia para penjudi ini didominasi oleh kalangan
menengah kebawah yang kehidupan ekonominya pas-pasan. Namun demi mengadu nasib
dan peruntungan, sedikit demi sedikit uang didompet habis, kemudian harta benda
dijual, rumah dan tanah digadaikan bahkan ada kasus sang anak dan istri pun
dijadikan taruhan guna membayar hutang-hutang dari kekalahan judinya. Judi bisa
dimulai dari ikut-ikutan, penasaran atau memang mengadu nasib yang didasari
kemalasan karena menganggur tetapi ingin cepat kaya dengan cara yang instan.
Ada yang memulainya karena mendengar teman atau tetangganya menang judi togel.
Keinginan untuk beli judi togel semakin kuat ketika tahu tetangganya tersebut
dengan uang sedikit dapat untung berlipat ganda. Walaupun sekali, dua kali
tidak dapat, rasa penasaran dan mimpi dapat uang banyak tanpa bersusah payah
menjadi cambuk semangat yang luar biasa, sehingga tiada henti untuk mencoba
sampai akhirnya menang atau kemiskinan yang diraih. Walaupun menang, bisa
ditebak hasilnya akan dipertaruhkan dimeja judi lagi, untuk foya-foya, bahkan
sebagian menghabiskannya ditempat prostitusi dan beli narkoba. Kebiasaan judi
disamping menimbulkan masalah sosial, seperti penyebab kemiskinan, perceraian,
anak terlantar dan putus sekolah dan membudayakan kemalasan, juga bersifat
kriminogen, yaitu menjadi pemicu untuk terjadinya kejahatan yang lain. Demi
mendapatkan uang berjudi, penjudi dapat merampok, mencuri, korupsi, membunuh
dan KDRT. Disisi lain, bisnis judi juga merupakan simbiosis dari bisnis
kejahatan lain seperti prostitusi dan narkoba.
Kasus bunuh diri di kalangan
masyarakat yang semakin meningkat
Tentu
saja bunuh diri bukanlah solusi, bagi sebagian kalangan yang sedang menghadapi
problematika hidup, lantas kehilangan asa sehingga seakan-akan hanya bunuh diri
yang menjadi pilihan untuk menuntaskan
seluruh persoalan. Latar belakang orang bunuh diri penyebabnya kasuistik yakni
setiap orang tidak sama. Namun demikian,
ada dua kategori bunuh diri. Pertama, ommitted suicide yakni ada keinginan
untuk bunuh diri yang dilandasi karena adanya suatu keyakinan tertentu. Misalnya didasari keyakinan agama seperti
melakukan bom bunuh diri, atau bunuh diri massal oleh anggota sekte. Kategori
yang kedua adalah Cry For Help, yakni keinginan membunuh diri karena disebabkan
merasa sendiri, putus asa serta stres dalam menghadapi permasalahan yang
ada, sehingga tidak bisa lagi melihat
sisi positif dari kehidupan yang sebenarnya selama ini ia nikmati. Contohnya
bunuh diri karena perselingkuhan, bunuh diri karena putus cinta, putus asa karena
penyakit, stres karena pelajaran, kegagalan akademik, kompetisi untuk sukses,
utang atau penyebab lainnya. Dan sebenarnya inilah yang tengah terjadi pada
remaja-remaja kita. Satu kasus yang timbul ke permukaan, mengindikasikan
beratus persoalan yang mereka hadapi membentuk fenomena benang kusut yang tidak
mudah diurai. Setidak-tidaknya ada empat hal yang seharusnya diperhatikan.
Pertama, perkuat peran keluarga. Jadikan rumah adalah tempat yang menyenangkan
bagi sang anak, tidak hanya ketika mereka masih kecil, namun sampai mereka
beranjak dewasa. Kesalahan yang sering terjadi, orang tua hanya asyik bermain
dengan anak-anaknya yang masih lucu, akan tetapi merasa tidak cocok ketika
mereka masuk usia remaja karena sudah punya keinginan sendiri. Dalam kondisi
seperti ini, komunikasi terbuka antar sesama anggota keluarga sangat penting
untuk memupuk pemecahan masalah bersama-sama. Ketika anak menjadikan rumah
sebagai rujukan dan muara dari setiap persoalan yang ia hadapi, pertanda peran
keluarga telah bemain cantik. Keluarga yang kuat, akan melahirkan anak yang
tangguh. Kedua lingkungan sosial yang representatif. Lingkungan sosial ibarat
lahan praktek bagi sang anak. Ia mau tidak mau akan berhadapan dengan berbagai
keadaan di luar sana dan ada banyak tipe manusia yang ia jumpai. Lingkungan
sosial yang representatif terbentuk dari masyarakat yang peduli terhadap baik
buruknya perilaku remaja. Mereka menjadi kontrol sosial terhadap
permasalahan-permasalahan khususnya menyangkut pergaulan anak dan remaja. Saat
ini nampaknya lingkungan sosial kita tidak cukup representatif bagi
pertumbuhan remaja kita. Orang cenderung
tidak peduli, kalau pun ada bentuk kepeduliaan kesannya lebih sering menghakimi
ketimbang memberikan nasehat. Lingkungan
sosial kita miskin keteladanan, nilai-nilainya sudah banyak yang bergeser.
Namun bukan berarti tidak ada celah kebaikan di sana. Dalam situasi seperti
ini, kembali pada peran keluarga yang sangat vital untuk mempersiapkan
anak-anak yang kuat, sehingga tidak mudah hanyut ketika berinteraksi di
tengah-tengah masyarakat yang minim nilai. Ketiga, jadikan lingkungan
pendidikan sebagai mata rantai pembentukan karakter. Pendidikan mengandung
unsur-unsur utama dalam pembentukan karakter anak dan remaja. Lingkungan
pendidikan merupakan lingkungan kedua setelah lingkungan rumah yang di dalamnya
tidak hanya menanamkan nilai akademik tetapi juga nilai kepedulian terhadap
sesama. Mestinya lingkungan pendidikan yang kita ciptakan adalah sebuah
lingkungan sekolah yang menyenangkan buat siswa sehingga tidak ada kesan mereka
berangkat ke sekolah karena terpaksa, apalagi dengan beban menumpuk di kepala.
Target sukses bukan hanya dinilai dari sisi angka-angka akademik belaka, namun
kematangan pribadi. Sekolah tidak sekedar membuat mereka pintar namun juga
cerdas dan terdidik. Terakhir, konseling kesehatan jiwa. Untuk mendeteksi sejak
awal segala hal yang mengarah pada perubahan emosi dan perilaku. Membuka
wawasan bagi peserta didik untuk
memperkaya alternatif terhadap pemecahan masalah. Agar mereka tidak mudah
miskin asa dan , senantiasa menghargai hidup. Sungguh hidup adalah anugerah
terbesar, sangat layak untuk dipertahankan dan diperjuangkan.
Diferensiasi Sosial
Pengertian Diferensiasi Sosial
Kalau
kita memperhatikan masyarakat di sekitar kita, ada banyak sekali
perbedaan-perbedaan yang kita jumpai. Perbedaan-perbedaan itu antara lain dalam
agama, ras, etnis, clan (klan), pekerjaan, budaya, maupun jenis kelamin.
Perbedaan-perbedaan
itu tidak dapat diklasifikasikan secara bertingkat/vertikal seperti halnya pada
tingkatan dalam lapisan ekonomi, yaitu lapisan tinggi, lapisan menengah dan
lapisan rendah.
Perbedaan
itu hanya secara horizontal. Perbedaan seperti ini dalam sosiologi dikenal
dengan istilah Diferensiasi Sosial.
Dalam
masyarakat Indonesia, diferensiasi sosial yang ada sangat beraneka ragam. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor itu antara lain.
- Wilayah Indonesia erdiri atas ribuan pula yang terbentang dengan luas 1.906.240 km2 serta terletak diantara dua samudra dan dua benua. Kondisi ini menyebabkan masing-masing pulau mempunyai keragaman alam dan kebudayaan sendiri
- Letak dan keadaan geografis masing-masing pulau atau daerah berbeda-beda
- Perbedaan dalam menyerap unsur-unsur budaya asing yang masuk ke dalam kehidupan masyarakat
- Perbedaan sistem religi yang dianut masyarakat
Diferensiasi
sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:
Ciri Fisik
Diferensiasi
ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu.
Misalnya
: warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb.
Ciri Sosial
Diferensiasi
sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang dan
pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori ini adalah
perbedaan peranan, prestise dan kekuasaan. Contohnya : pola perilaku seorang
perawat akan berbeda dengan seorang karyawan kantor.
Ciri Budaya
Diferensiasi
budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut
nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi atau kepercayaan, sistem
kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan (etos). Hasil dari nilai-nilai yang
dianut suatu masyarakat dapat kita lihat dari bahasa, kesenian, arsitektur,
pakaian adat, agama, dsb.
Sebelum
kita mempelajari stratifikasi sosial secara khusus pada modul mendatang, dengan
melihat tabel di bawah ini secara tegas dapat kita bedakan antara diferensiasi
sosial dengan stratifikasi sosial.
1. Diferensiasi Berdasarkan Ras
Ras
adalah kategori individu yang secara turun temurun memiliki ciri-ciri fisik dan
biologis tertentu. Diferensiasi ras berarti pengelompokan masyarakat
berdasarkan ciri-ciri fisiknya, bukan budayanya.
A.L
Kroeber membuat klasifikasi ras sebagai berikut:
1) Austroloid
: penduduk asli Australia
2) Mongoloid,
terdiri atas:
a) Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia
Tengah dan Asia Timur)
b) Malayan Mongoloid (Asia Tenggara,
Indonesia, Malaysia, Filipina dan Penduduk asli Taiwan)
c) American Mongoloid (penduduk asli benua
Amerika (Indian dan Eskimo))
3) Caucasoid,
terdiri atas:
a) Nordic (Eropa Utara, sekitar Laut
Baltik)
b) Alpine (Eropa Tengah dan Eropa Timur)
c) Mediteranian (sekitar laut Tengah,
Afrika Utara, Armenia, Arab dan Iran)
d) Indic (Pakistan, India, Bangladesh dan
Sri Langka)
4) Negroid,
yang terdiri atas:
a) African Negroid (Benua Afrika)
b) Negrito (Afrika Tengah, Orang Semang di
semenanjung Malaya dan Filipina)
c) Melanesia (Papua, Melanesia)
5) Ras-ras
khusus
a) Bushman (Gurun Kalahari-Afrika Selatan)
b) Veddoid (pedalaman Sri Lanka dan
Sulawesi Selatan)
c) Polynesian (lkepulauan mikronesia dan
Polynesia)
d) Ainu (di Pulau Karafuto dan Hokaido
Jepang)
Menurut
Bruce J. Cohen, rasialisme adalah paham yang meyakini bahwa kelompok ras yang
dimiliki oleh seseorang adalah lebih tinggi daripada kelompok ras yang dimiliki
oleh orang lain.
Sedangkan
menurut E. Von Eickstedt ras dibedakan menjadi
a. Leukoderm
Leuko
berarti putih. Masyarakat yang termasuk di dalam ras Leukoderm contohnya orang
Polinesia dan Eropa
b. Melanoderm
Melano
berarti hitam. Masyarakat yang termasuk dalam ras ini adalah Negroid,
Melanesoid, dan Austroloid. Contoh ras Melanoderm adalah orang Afrika, Aborigin
dan Melanesia
c. Xantoderm
Xanto
berarti kuning. Masyarakat yang termasuk di dalam ras Xantoderm adalah
Mongoloid dan Indian. Contoh ras Xantoderm adalah orang Asia, Indian dan
Eskimo.
2. Diferensiasi Berdasarkan Etnis
Diferensiasi
masyarakat Indonesia juga ditandai dengan beragamnya suku bangsa atau etnis.
Suku bangsa merupakan gabungan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan
sosial lainnya karena mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan umumnya berkaitan
dengan asal usul dan tempat asal serta kebudayaannya.
Menurut
William Kornblum, kelompok etnis adalah suatu populasi yang memiliki identitas
kelompok berdasarkan kebudayaan tertentu dan biasanya memiliki leluhur yang
sama. Dalam pandangan Bruce J Cohen, kelompok etnis dibedakan oleh
karakteristik budaya yang dimiliki oleh para anggotanya. Karakteristik itu
meliputi agama, bahasa dan wilayah.
Menurut
Koentjaraningrat, suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh
kesadaran akan kesatuan kebudayaan, sedangkan kesadaran dan identitas sering
dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Dengan pengertian tersebut, dapat kita lihat
tiap-tiap anggota suku bangsa tentu akan menggunakan identitas suku bangsanya
dan tetap menjunjung tinggi kebudayaannya walaupun mereka berada di tempat yang
jauh dari daerah asalnya.
Suku
bangsa yang ada di Indonesia antara lain :
– di Pulau Sumatera : Aceh, Batak, Minangkabau, Bengkulu,
Jambi, Palembang, Melayu;
– di Pulau Jawa : Sunda, Jawa, Tengger, dsb;
– di Pulau Kalimantan : Dayak, Banjar, dsb;
– di Pulau Sulawesi : Bugis, Makasar, Toraja, Minahasa,
Toli-toli, Bolaang-Mangondow, Gorontalo, dsb;
– di Nusa Tenggara : Bali, Bima, Lombok, Flores, Timor,
Rote, dsb.;
– di Kep. Maluku dan Papua : Ternate, Tidore, Dani, Asmat, dsb.
Berkaitan
dengan jumlah suku bangsa yang ada di Indonesia, beberapa ahli mengemukakan
pendapatnya.
a. Koentjaraningrat
Koentjaraningrat
berpendapat bahwa jumlah suku bangsa yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut
1. Sumatra :
42 Suku Bangsa
2. Jawa dan Madura : 8 Suku
Bangsa
3. Bali dan Lombok : 3 Suku
Bangsa
4. Kalimantan : 25 Suku Bangsa
5. Sulawesi : 37 Suku
Bangsa
6. Timor : 24 Suku
Bangsa
7. Kepulauan Barat Daya : 5 Suku
Bangsa
8. Maluku : 9 Suku Bangsa
9. Ternate : 15 Suku Bangsa
10. Papua : 27 Suku Bangsa
Jumlah : 195 Suku
Bangsa
b. M.A Jaspan
Jumlah
suku bangsa yang ada di Indonesai menurut M.A Jaspan adalah sebagai berikut.
1. Sumatra : 49 Suku Bangsa
2. Jawa :
7 Suku Bangsa
3. Kalimantar : 73 Suku Bangsa
4. Sulawesi : 117 Suku Bangsa
5. Nusa Tenggara : 30 Suku
Bangsa
6. Maluku dan Ambon : 41 Suku Bangsa
7. Papua : 49 Suku Bangsa
Jumlah : 366 Suku Bangsa
3. Diferensiasi Berdasarkan Klan
Klan
(Clan) sering juga disebut kerabat luas atau keluarga besar. Klen merupakan
kesatuan keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan
kesatuan adat (tradisi). Klan adalah sistem sosial yang berdasarkan ikatan
darah atau keturunan yang sama umumnya terjadi pada masyarakat unilateral baik
melalui garis ayah (patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal).
Klan
atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) antara lain terdapat pada:
• Masyarakat Batak (dengan sebutan
Marga)
Marga Batak Karo : Ginting, Sembiring,
Singarimbun, Barus, Tambun, Paranginangin;
Marga Batak Toba : Nababan, Simatupang,
Siregar;
Marga Batak Mandailing : Harahap,
Rangkuti, Nasution, Batubara, Daulay.
• Masyarakat Minahasa (klannya disebut
Fam) antara lain : Mandagi, Lasut, Tombokan, Pangkarego, Paat, Supit.
• Masyarakat Ambon (klannya disebut
Fam) antara lain : Pattinasarani, Latuconsina, Lotul, Manuhutu, Goeslaw.
• Masyarakat Flores (klannya disebut
Fam) antara lain : Fernandes, Wangge, Da Costa, Leimena, Kleden, De- Rosari,
Paeira.
Klen
atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal) antara lain terdapat pada
masyarakat Minangkabau, Klennya disebut suku yang merupakan gabungan dari
kampuang-kampuang. Nama-nama klen di Minangkabau antara lain : Koto, Piliang,
Chaniago, Sikumbang, Melayu, Solo, Dalimo, Kampai, dsb.
Masyarakat
di Flores, yaitu suku Ngada juga menggunakan sistem Matrilineal
4. Diferensiasi Berdasarkan Agama
Menurut
Durkheim agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan
praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang suci. Agama merupakan masalah yang
essensial bagi kehidupan manusia karena menyangkut keyakinan seseorang yang
dianggap benar. Keyakinan terhadap agama mengikat pemeluknya secara moral.
Keyakinan itu membentuk golongan masyarakat moral (umat). Umat pemeluk suatu
agama bisa dikenali dari cara berpakaian, cara berperilaku, cara beribadah, dan
sebagainya.
Masing-masing
agama memiliki berbagai perbedaan. Perbedaan itu, diantaranya terletak pada
hal-hal sebagai berikut.
1.Konsep
Keimanan
Konsep
keimanan mengandung segala keyakinan manusia tentang Tuhan, alam ghaib, segalai
nilai, norma dan ajaran dari agama yang bersangkutan.
2.Kitab
Suci
Kitab
suci dijadikan sebagai pedoman dalam beribadah dan bertingkah laku sehari-hari.
Kiab suci agama di Indonesia, yaitu Al-Quran, Injil, Weda dan Tripitaka.
3.Sistem
peribadatan dan Upacara Keagamaan
Sistem
peribadatan pada tiap-tiap agama berbeda. Begitu juga dengan upacara keagamaan,
misalnya peringatan Idhul Fitri bagi umat Islam.
4.Hukum-Hukum
yang berlaku dalam Kehidupan
Agama
diturunkan untuk mengatur kehidupan sosial manusia agar dapat hidup selamat
dunia dan akhirat. Dalam agama diajarkan agar manusia saling menghormati,
mencintai, selalu berbuat kebenaran, menjauhi larangan, serta menghindari
perpecahan dan permusuhan satu sama lain.
5.Diferensiasi Berdasarkan Jenis
Kelamin dan Gender
Untuk
memahami konsep gender, kita harus mampu membedakan kata gender dengan jenis
kelamin. Antara gender dan jenis kelami memiliki arti yang berbeda. Jenis
kelamin merupakan penyifatan atau pembagian jenis kelamin manusia yang
ditentukan secara biologis dan melekat pada jenis kelami tertentu. Ciri-ciri
biologis akan dengan mudah dapat dibedakan antara laki-laki dan perempuan.
Misalnya laki-laki memiliki jakun dan memproduksi sperma, sedangkan perempuan
memiliki alat reproduksi dan rahim.
Sedangkan
gender adalah sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang terbentuk
secara sosial dan kultural. Misalnya, perempuan itu secara umum dikenal lemah
lembut, emosional dan keibuan. Sementara itu, laki-laki dianggap memiliki sifat
rasional, jantan dan perkasa. Walaupun begitu banyak juga perempuan yang kuat,
rasional dan perkasa. Sementara itu, banyak juga laki-laki yang emosional dan
lemah lembut.
Menurut
William Kornblum perbedaan jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan dan
laki-laki secara biologis. Perbedaan tersebut adalah karakteristik seks primer,
seperti alat kelamin yang berbeda antara laki-laki dan perempuan dan
karakteristik seks sekunder seperti bentuk tubuh dan bentuk suara.
Sumber :
https://ariviana1007.wordpress.com
http://fgreisye.blogspot.co.id
https://achmadsaugi.wordpress.com
http://rangerjoudhy.blogspot.co.id
https://nurfadhilahtia94.wordpress.com
Sumber :
https://ariviana1007.wordpress.com
http://fgreisye.blogspot.co.id
https://achmadsaugi.wordpress.com
http://rangerjoudhy.blogspot.co.id
https://nurfadhilahtia94.wordpress.com
Komentar
Posting Komentar
Comment Aja