Pengertian
Masyrakat
Masyarakat
(sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk
sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab,
musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas
yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam
satu komunitas yang teratur.
Menurut
Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah
masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama.
Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka
berdasarkan kemaslahatan.
Syarat-Syarat Menjadi Masyarakat
1.
Mematuhi aturan yang dibuat oleh negara
2.
Mematuhi hak dan kewajiban sebagai masyarakat
3.
Melindungi negara ditempat masyarakat tersebut bermukim
4.
Menciptakan lingkungan yang tentram dan damai
Tipe – Tipe Masyarakat
A.Masyarakat Terbuka
Dalam
menerima perubahan, pada masyarakat terbuka dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu:
1.Masyarakat yang Menerima Perubahan
dengan seleksi
Dalam
tipe masyarakat yang demikian, perubahan yang ada disikapi dengan sikap
selektif. Artinya perubahan yang membawa dampak positif bagi nilai-nilai di
masyarakat tersebut akan diterima dengan tangan terbuka, sebaliknya perubahan
yang dapat menimbulkan rusaknya norma-norma sosial yang telah ada ditolak
keberadaannya. Masyarakat seperti ini tergolong masyarakat modern
berikut
adalah ciri-ciri masyarakat modern:
2.Mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapat
3.Lebih mengutamakan masa kini, sangat menghargai waktu
4.Memiliki perencanaan dan pengorganisasian
5.Yakin pada IPTEK dari pada hal-hal gaib (mistik)
6.Penuh perhitungan dan percaya diri
7.Menghargai harkat hidup orang lain
8.Memiliki sikap keadilan dan pemerataan
2.Masyarakat yang Menerima Perubahan
Tanpa Seleksi
Semua
unsur-unsur yang masuk dalam suatu masyarakat dianggap baik dan lebih maju,
sehingga perlu diikuti, terutama unsur-unsur budaya dari dunia barat. Hal ini
karena perkembagan ilmu dan teknologi mereka demikian maju dan cepat
perkembangannya.
Keadaan
ini membuat sebagian masyarakat lupa bahwa tidak semua yang datang dari barat
merupakan hal-hal yang modern. Proses menerima semua unsur-unsur barat tanpa
seleksi disebut WESTERNISASI
Semua
yang datang dari barat tidak dapat digolongkan modern. Pergaulan bebas, seks
bebas, merupakan kerusakan moral dan tidak sesuai dengan nilai dan norma bangsa
Indonesia.
Modern
tidak sama denga westernisasi. Hal ini berarti tidak semua yang datang dari
Barat itu modern. Westernisasi harus kita tolak. Kita bukan orang Barat, tapi
orang Indonesia yang memiliki nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial sendiri
yang jauh lebih baik dari norma-norma sosial yang ada di Barat.
B. Masyarakat Tertutup
Masyarakat
tertutup sulit menerima perubahan. Mereka bersifat bahwa perubahan akan
menyebabkan hilangnya keaslian budayanya. Mereka menutup diri akan perubahan,
adakalanya mereka menerima perubahan namun sifatnya terbatas bahkan ada yang
tak mau menerimanya sama sekali. Mereka tak mau bergaul dengan masyarakat luar.
Masyarakat
Papua, masih ada suku-suku yang hampir belum mengalami perubahan, kehidupan
mengembara di hutan, mengumpulkan makanan berupa daun-daunan, berpindah dari
satu tempat ke tempat yang lain (nomaden) bahkan mereka belum menggunakan
pakaian
Ciri
– Ciri Masyarakat Tertutup
1.Tak
mau kehilangan budaya aslinya
2.Perkembangan
ilmu pengetahuan yang lambat
3.Memiliki
sifat etnosentrisme yang tinggi
4.Terlalu
kuat memegang tradisi dan ideologi kelompok
5.Mobilitas
sosial rendah
Perbedaan antara masyrakat pedesaan
dan masyrakat perkotaan
1.Lingkungan dan orientasi terhadap
alam
Masyarakat
Pedesaan : Kenyataan alam sangat menunjang kehidupan
Masyarakat
Perkotaan : Cenderung bebas dari kenyataan alam
2.Pekerjaan/ mata pencaharian
Masyarakat
Pedesaan : Yang menonjol adalah bertani, nelayan, beternak
Masyarakat
Perkotaan : Beraneka ragam dan terspesialisasi
3.Ukuran komunitas
Masyarakat
Pedesaan : Lebih kecil dengan tingkat kepadatan rendah
Masyarakat
Perkotaan : Lebih besar dan kompleks dengan tingkat kepadatan tinggi
4.Homogenitas/ heterogenitas
Masyarakat
Pedesaan : Homogenitas dalam ciri-ciri sosial, kepercayaan, bahasa, adat
istiadat.
Masyarakat
Perkotaan : Heterogenitas dalam ciri-ciri sosial, kebudayaan, pekerjaan, dll.
5.Pelapisan sosial
Masyarakat
Pedesaan : Ukuran pada kepemilikan tanah, kepercayaan, bahasa, adat istiadat
Masyarakat
Perkotaan : Ukuran pada kekayaan materi, tingkat pendidikan, Kesenjangan sosial
relatif besar.
6.Mobilitas Sosial
Masyarakat
Pedesaan : Relatif kecil karena masyarakat homogen
Masyarakat
Perkotaan : Relatif besar karena masyarakat heterogen
7.Interaksi Sosial
Masyarakat
Pedesaan : Bentuk umum adalah kerjasama konflik sedapat mungkin dihindari, cenderung
bersifat informal
Masyarakat
Perkotaan : Bentuk umum adalah persaingan, karena motif ekonomi, cenderung
bersifat formal.
8.Pengawasan Sosial
Masyarakat
Pedesaan : Kualitas pribadi tentukan oleh kejujuran, kebangsawanan dan
pengalaman
Masyarakat
Perkotaan : Kualitas pribadi lebih ditentukan oleh sistem hirarki dan birokrasi
9.Pola Kepemimpinan
Masyarakat
Pedesaan : Kualitas pribadi ditentukan oleh kejujuran, kebangsawanan, dan
pengalaman
Masyarakat
Perkotaan : Kualitas pribadi lebih ditentukan oleh sistem hirarki dan birokrasi
10.Solidaritas Sosial
Masyarakat
Pedesaan : Solidaritas sangat tinggi tampak dalam gotong-royong, musyawarah
dalam berbagai macam kegiatan
Masyarakat
Perkotaan : Solidaritas masih berorientasi pada kepentingan tertentu.
11.Nilai dan sistem Nilai
Masyarakat
Pedesaan : Cenderung memegang teguh nilai agama, etika, dan moral
Masyarakat
Perkotaan : Cenderung berorientasi pada ekonomi dan pendidikan.
Ciri-Ciri Masyarakat Perkotaan dan
Pedesaan
A.
Masyarakat Desa (Rural Society)
Secara
awam masyarakat desa sering diartikan sebagai masyarakat tradisional dari
masyarakat primitif (sederhana). Namun pandangan tersebut sebetulnya kurang
tepat, karena masyarakat desa adalah masyarakat yang tinggal di suatu kawasan,
wilayah, teritorial tertentu yang disebut desa. Sedangkan masyarakat
tradisional adalah masyarakat. yang menguasaan ipteknya rendah sehingga
hidupnya masih sederhana dan belum kompleks. Memang tidak dapat dipungkiri masyarakat
desa dinegara sedang berkembang seperti Indonesia, ukurannya terdapat pada
masyarakat desa yaitu bersifat tradisional dan hidupnya masih sederhana, karena
desa-desa di Indonesia pada umumnya jauh dari pengaruh budaya asing/luar yang
dapat mempengaruhi perubahan-perubahan pola hidupnya.
Adapun ciri-ciri
masyarakat desa antara lain :
2.Hubungan antar individu bersifat kekeluargaan
3.Sistem kepemimpinan informal
4.Ketergantungan terhadap alam tinggi
5.Religius magis artinya sangat baik menjaga lingkungan dan menjaga jarak dengan penciptanya, cara yang ditempuh antara lain melaksanakan ritus pada masa-masa yang dianggap penting misalnya saat kelahiran, khitanan, kematian dan syukuran pada masa panen, bersih desa.
6.Rasa solidaritas dan gotong royong tinggi
7.Kontrol sosial antara warga kuat
8.hubungan antara pemimpin dengan warganya bersifat informal
9.Pembagian kerja tidak tegas, karena belum terjadi spesialisasi pekerjaan
10.Patuh terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku di desanya (tradisi)
11.Tingkat mobilitas sosialnya rendah
12.Penghidupan utama adalah petani.
B.
Masyarakat Perkotaan
Warga
belajar--sekalian, Membahas masyarakat perkotaan sebetulnya tidak dapat
dipisahkan dengan masyarakat desa karena antara desa dengan kota ada hubungan
konsentrasi penduduk dengan gejala-gejala sosial yang dinamakan urbanisasi,
yaitu perpindahan penduduk dari desa kekota. Masyarakat perkotaan merupakan
masyarakat urban dari berbagai asal/desa yang bersifat heterogen dan majemuk
karen terdiri dari berbagai jenis pekerjaan/keahlian dan datang dari berbagai
ras, etnis, dan agama.
Mereka
datang ke kota dengan berbagai kepentingan dan melihat kota sebagai tempat yang
memiliki stimulus (rangsangan) untuk mewujudkan keinginan. Maka tidaklah aneh
apabila kehidupan di kota diwarnai oleh sikap yang individualistis karena
mereka memiliki kepentingan yang beragam. Lahan pemukiman di kota relatif
sempit dibandingkan di desa karena jumlah penduduknya yang relatif besar maka
mata pencaharian yang cocok adalah disektor formal seperti pegawai negeri,
pegawai swasta dan di sektor non-formal seperti pedagang, bidang jasa dan
sebagainya. Sektor pertanian kurang tepat dikerjakan di kota karena luas lahan
menjadi masalah apabila ada yang bertani maka dilakukan secara hidroponik.
Kondisi kota membentuk pola perilaku yang berbeda dengan di desa, yaitu serba
praktis dan realistis.
Ciri-ciri
masyarakat kota (urban) antara lain :
2.Sikap mandiri yang kuat dan tidak terlalu tergantung pada orang lain sehingga cenderung individualistis
3.Pembagian kerja sangat jelas dan tegas berdasarkan tingkat kemampuan/ keahlian
4.Hubungan antar individu bersifat formal dan interaksi antar warga berdasarkan kepentingan.
5.Sangat menghargai waktu sehingga perlu adanya perencanaan yang matang.
6.Masyarakat cerderung terbuka terhadap perubahan didaerah tertentu (slum)
7.Tingkat pertumbuhan penduduknya sangat tinggi
8.Kontrol sosial antar warga relatif rendah
9.Kehidupan bersifat non agraris dan menuju kepada spesialisasi keterampilan
10.Mobilitas sosialnya sangat tinggi karena penduduknya bersifat dinamis, memamanfaatkan waktu dan kesempatan, kreatif, dan inovatif
S SUMBER
https://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
http://galihjalusaputra.blogspot.co.id
http://visiuniversal.blogspot.co.id
Komentar
Posting Komentar
Comment Aja